Saraf Tidur Manusia: Apa yang Terjadi Saat Seseorang Tidur?
Saat tidur, tubuh mengalami serangkaian perubahan yang memungkinkan Anda untuk beristirahat. Tidur memungkinkan otak dan tubuh melakukan proses pemulihan, meningkatkan kinerja fisik dan mental yang lebih baik di keesokan harinya. Sayangnya, tidak semua orang mudah tidur bahkan mengalami gangguan tidur. Apa yang sebenarnya terjadi saat Anda tidur dan apa hubungannya dengan saraf tidur manusia?
Seperti mengonsumsi makanan yang bergizi dan berolahraga, tidur merupakan kegiatan yang esensial untuk mendukung kesehatan. Hal-hal yang mengganggu pengalaman tidur Anda harus diperhatikan dan segera dicari solusinya. Artinya, ini menjadi semakin penting untuk mempelajari kompleksitas tidur.
Apa yang Terjadi Saat Tidur?
Ritme sirkadian dan saraf tidur manusia berkontribusi dalam mengontrol siklus tidur seseorang. Nukleus suprakiasmatik sebagai suatu struktur di otak yang dibentuk oleh sekitar 20.000 sel saraf bekerja untuk mengoordinasikan jam biologis.
Rata-rata orang dewasa memerlukan waktu tidur 7-9 jam per malam. Setiap siklus tidur terdiri dari empat fase dalam dua kategori, yakni tahapan
rapid eye movement (REM) dan non-REM.
1. Non-REM: Tidur Ayam
Tahap pertama ini disebut tidur ayam atau tidur ringan. Saraf tidur Anda akan berada di fase setengah sadar karena tubuh maupun mental berada di antara batas realita dan bawah sadar. Meski mata memang tertutup, Anda bisa dibangunkan dengan cepat. Pergerakan mata pada fase tidur ini sangat lambat, begitu pula dengan aktivitas otot.
2. Non-REM: Menuju Tidur Pulas
Pada tahap berikutnya, Anda akan menjadi lebih kurang sadar akan lingkungan sekitar. Suhu tubuh mulai menurun, denyut jantung dan pernapasan juga akan melambat serta menjadi lebih teratur. Gerak mata akan berhenti dan gelombang otak melambat, diiringi dengan hadirnya semburan gelombang cepat sesekali, bernama spindle tidur.
Baca juga: 7 Bahaya Kebanyakan Tidur, Jangan Diremehkan
3. Non-REM: Tidur Pulas
Di fase ketiga, Anda akan sulit menjadi responsif dengan lingkungan sekitar. Tidak ada gerakan mata dan aktivitas otot sama sekali dalam fase ini. Inilah waktu bagi tubuh untuk mulai melakukan perbaikan dan pertumbuhan jaringan, kekuatan tulang dan otot, memperkuat sistem imun, dan lainnya.
4. REM: Tidur bermimpi
Tahapan paling akhir adalah rapid eye movement (REM) atau tidur bermimpi. Aktivitas otak meningkat, detak jantung lebih cepat, tekanan darah naik, mata juga bergerak ke segala arah, dan ereksi pada pria. Fase tidur REM pertama biasanya terjadi sekitar 70-90 menit setelah tertidur. Mimpi biasanya terjadi pada fase tidur ini.
Hubungan Sistem Saraf dan Gangguan Tidur
Tidur terbukti merupakan aktivitas yang berperan penting bagi kesehatan. Meski demikian, nyatanya tidak semua orang bisa tidur dengan mudah. Penyebabnya bisa beragam, termasuk jika saraf tidur manusia yang turut mengontrol siklus tidur terganggu.
Gangguan tidur juga sering terjadi pada orang yang mengidap penyakit pada sistem saraf pusat, antara lain:
- Penyakit Alzheimer dan Demensia
- Epilepsi
- Penyakit Parkinson
- Sakit kepala, Stroke, dan Tumor
Saraf tidur manusia yang bermasalah bisa menyebabkan gangguan ritme sirkadian yang akan menurunkan pengalaman tidur. Selain itu, berikut ini adalah beberapa gangguan tidur lain yang berhubungan dengan kerusakan sistem saraf:
Sleep Apnea
Kerusakan saraf tidur dipercaya berhubungan dengan munculnya sleep apnea. Ini adalah kondisi ketika seseorang kesulitan bernapas bahkan berhenti bernapas untuk sementara saat tidur. Mendengkur hingga mengeluarkan keringat berlebih di malam hari adalah gejala gangguan tidur satu ini.
Gangguan ini tentu berbahaya karena berisiko menyebabkan masalah lain seperti penyakit jantung. Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hubungan keduanya.
Baca juga: 5 Manfaat Tidur dengan Bantal Tinggi, Apa Saja
Narkolepsi
Hubungan awal dari sistem saraf dan narkolepsi adalah karena tubuh kekurangan hipokretin yang berfungsi untuk membuat tubuh tetap terjaga. Jika zat tersebut tidak diproduksi, maka akan timbul gangguan saraf dan menyebabkan gangguan tidur narkolepsi.
Penderita narkolepsi mengalami gejala rasa kantuk yang ekstrem dan akhirnya sulit mengontrol tidur. Narkolepsi tergolong berbahaya karena seseorang bisa tiba-tiba tertidur di mana saja dan kapan saja karena terjadinya kelainan saraf.
Restless Leg Syndrome
(RLS)
Gangguan tidur lainnya akibat sistem saraf adalah restless leg syndrome. RLS ditandai dengan dorongan kuat untuk menggerakkan kaki dan biasanya dapat disertai dengan sensasi kesemutan, kram, gatal, atau panas di kaki. RLS tentu jadi menurunkan kualitas tidur, termasuk membuat penderitanya merasa kelelahan saat bangun.
Nah, sekarang Anda sudah mengetahui cara kerja saraf tidur manusia dan apa saja yang terjadi ketika seseorang tidur. Berbagai gangguan tidur berpotensi muncul jika sistem saraf terganggu sehingga pengalaman tidur jadi tidak memuaskan. Padahal tidur cukup dan berkualitas itu penting untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Jika Anda mengalami masalah tidur, pastikan untuk segera mengatasinya atau berkonsultasi dengan dokter terpercaya.